Kenapa Babi Haram dalam Islam? Ini Sejarah dan Penyebabnya

kenapa babi haram

Dalam ajaran Islam, makanan bukan sekadar konsumsi fisik, tetapi juga memiliki dampak spiritual. Apa yang kita makan mempengaruhi akhlak, tabiat, dan bahkan diterimanya ibadah.

Makanan yang halal dan baik (thayyib) menjadi standar utama dalam Islam, sementara makanan haram membawa konsekuensi buruk, baik di dunia maupun di akhirat.

Salah satu yang tegas diharamkan dalam Islam adalah babi. Namun, mengapa babi diharamkan? Mari kita bahas lebih lanjut.

Sejarah Makan Babi Haram

Hukum makan babi dalam islam adalah haram. Larangan makan babi bukan hanya ada dalam Islam. Dalam sejarahnya, berbagai peradaban dan agama telah menghindari konsumsi babi.

Dalam tradisi Yahudi, aturan Kashrut melarang daging babi sebagaimana tercantum dalam Kitab Imamat.

Demikian pula, dalam beberapa kebudayaan kuno, babi dianggap sebagai hewan yang kotor dan membawa penyakit.

Islam melanjutkan larangan ini dengan dasar yang lebih tegas, yaitu wahyu dari Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an.

Dalil Diharamkannya Babi dalam Al-Qur’an

Islam memiliki dasar yang kuat dalam mengharamkan babi, yaitu melalui wahyu Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an:

  1. Surat Al-Baqarah ayat 173
    “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah…”
    Ayat ini menegaskan bahwa babi adalah salah satu makanan yang dilarang secara mutlak.
  2. Surat Al-Ma’idah ayat 3
    “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah…”
    Larangan ini ditegaskan kembali dalam surah yang membahas aturan makanan halal dan haram secara lebih rinci.
  3. Surat Al-Ma’idah ayat 60
    Dalam ayat ini, Allah menyebutkan orang-orang yang dimurkai dan salah satunya diubah menjadi babi sebagai bentuk penghinaan. Hal ini menunjukkan bahwa babi bukanlah hewan yang dimuliakan dalam Islam.
  4. Surat An-Nahl ayat 115
    “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah…”
    Ayat ini kembali menegaskan pengharaman babi dan menyebutkan jenis makanan yang diharamkan secara umum.
  5. Surat Al-An’am ayat 145
    “Katakanlah: ‘Aku tidak menemukan dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang ingin memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi karena sesungguhnya itu adalah kotor…'”
    Ayat ini menekankan bahwa daging babi dikategorikan sebagai sesuatu yang kotor (rijs), yang berarti berbahaya bagi manusia.

Alasan Makan Babi Haram

Bukan tanpa alasan Allah mengharamkan sesuatu. Dalam Islam, segala yang dilarang pasti mengandung mudarat bagi manusia. Berikut beberapa alasan mengapa babi haram:

1. Babi adalah Hewan Kotor

Babi dikenal sebagai hewan yang hidup di tempat kotor, sering kali mengonsumsi kotorannya sendiri, dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri serta parasit berbahaya. Sistem pencernaan babi yang pendek tidak mampu menyaring racun secara optimal, sehingga dagingnya mengandung berbagai zat berbahaya.

2. Mengandung Parasit dan Penyakit

Daging babi dapat membawa berbagai penyakit, seperti cacing pita (Taenia solium) yang berbahaya bagi manusia. Infeksi ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, termasuk gangguan saraf dan kerusakan organ.

3. Tinggi Lemak dan Kolesterol

Dibandingkan dengan hewan ternak lain, babi memiliki kadar lemak yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas. Pola makan yang tidak sehat berpengaruh besar terhadap kesehatan tubuh dan kualitas ibadah seseorang.

4. Efek Psikologis dan Spiritual

Dalam Islam, makanan bukan hanya berpengaruh secara fisik tetapi juga secara spiritual. Makanan haram dapat mengeraskan hati, membuat doa tidak dikabulkan, dan menjauhkan seseorang dari keberkahan hidup.

5. Babi Tidak Memiliki Leher Sehingga Tidak Bisa Disembelih Secara Syariat

Salah satu syarat utama penyembelihan halal dalam Islam adalah memotong bagian leher hewan untuk memutuskan saluran makanan, pernapasan, dan pembuluh darah utama agar proses penyembelihan berjalan cepat dan minim rasa sakit.

Namun, babi secara anatomis tidak memiliki leher yang jelas, sehingga tidak bisa disembelih sesuai dengan tata cara syariat Islam.

Jika Babi Haram lalu Kenapa Diciptakan Allah

Allah menciptakan babi sebagai salah satu bentuk ujian bagi manusia. Dengan adanya larangan yang jelas dalam Islam, manusia diuji apakah mereka akan menaati perintah Allah atau tidak. Ujian ini menjadi bukti keimanan dan kepatuhan seseorang terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam syariat.

Diciptakannya babi juga memberikan pelajaran berharga bagi manusia. Babi dikenal sebagai hewan yang rakus, tidak memiliki rasa malu, dan hidup dalam lingkungan yang kotor.

Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi sifat-sifat tersebut dan menjaga kebersihan, kehormatan, serta kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami hal ini, kita dapat menjadikan larangan Allah sebagai panduan untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Memahami alasan diharamkannya babi dalam Islam adalah langkah awal untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan halal.

Sebagai Muslim, kita wajib memastikan bahwa yang kita konsumsi sesuai dengan aturan syariat. Makanan halal bukan hanya perkara ketaatan, tetapi juga tentang kesehatan dan keberkahan dalam hidup.

Untuk mendalami lebih lanjut tentang kehalalan makanan dan bagaimana memastikan produk yang kita konsumsi sesuai syariat, ikuti pelatihan halal di Jogja Tourism Training Center (JTTC).

Dengan mengikuti pelatihan ini, Anda bisa mendapatkan pemahaman mendalam tentang halal haram makanan, menjadi penyelia halal, auditor halal, atau bahkan juru sembelih halal yang kompeten.

Mari bersama-sama membangun kesadaran halal untuk hidup yang lebih baik!

Segera daftar pelatihan halal di JTTC dan jadilah bagian dari perubahan menuju kehidupan yang lebih berkah!

more posts: